BAB MENULIS SURAT TAUBAT SEBELUM RAMADHAN
TANYA;
Amsol dong dijelasin asal usul kluarnya surat taubat krna kan umumnya di jamaah kita ini sblm romadhon di nasehatin utk bertobat......trus gmana sich prakteknya TAUBATAN NASUHA yg pas sesuai QHJ ?
JAWAB;
Tentang “surat taubat” (ST) pada awalnya di dalam jamaah tdk dikenal istilah tsb, artinya saat pertama kali medakwahkan QHJ Abah Nurhasan sama sekali tdk mengajarkan bab ST, pada masa itu orang bertaubat ya langsung kepada Allah, sbgmn yg terdapat di dalam QH.
Sehingga sekitar tahun 60an ketika itu ada beberapa jamaah yg (diantaranya orang2 yg top spt alm. Drs. Nurhasim dll) diangap “resolusi”, setelah dinasehati mereka akhirnya sadar dan mau bertaubat, kebetulan yang diserahi menangani orang2 yg taubat dari resolusi itu adalah Bambang Irawan.
Sesuai dg karakternya yang bringasan si Bambang memperlakukan para jamaah yg bertaubat tsb dg sangat tidak manusiawi (diantaranya direndam di jublangan tai dsb).
Lalu atas perintah Abah praktek biadabnya Bambang dihentikan, selanjutnya jamaah2 tsb dimanquuli cara bertaubat dg taubatan nasuha, yakni memenuhi 4 syarat taubat yg sah; mengakui kesalahan, mohon ampun kepada Allah, merasa menyesal dan berjanji tdk akan mengulang kesalahan lagi, menunaikan kafarah.
Rupanya seiring perjalanan waktu surat pernyataan taubat jamaah2 yg resolusi tsb akhirnya menjadi “sababbul wurud” di dalam jamaah dan akhirnya terus menjadi kebiasaan hingga saat ini.
TAUBAT ITU HANYA KEPADA ALLAH
Ala kulli hal, 4 syarat taubat tsb sebenarnya sudah benar, namun tetap harus dipahami bahwa taubat yg sesungguhnya adalah kepada Allah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." QS. At-Tahrim : 8.
Keterangan;
Ayat di atas mengandung pengertian bahwa taubat hanyalah kepada Allah, bahkan taubat kepada selain Allah bisa dikategorikan “menyekutukan Allah” dg makhluqNya, hal ini dipertegas dg maksud kalimat pada Raja Istigfar yg diajarkan oleh Rasulullah Saw;
إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
6 komentar
maskdunya bagimana yaaa
yongalah yoyo ngono ae gk iso bangeten lhooooooo
Yg btul klo tdk ad dalilx ya pengurusx menasehati diri sendir,dan rukyahx,spya tdk terjadi penyelewengan ibadah,,
Yg btul klo tdk ad dalilx ya pengurusx menasehati diri sendir,dan rukyahx,spya tdk terjadi penyelewengan ibadah,,
Para ulama QHJ harus berani menyatakan hukum(perkara) yg sebenar menurut alquran dan hadis yg sah....jgn biarkan rukyah QHJ yg lain dalam kesesatan....berani menasehati imam kalau imamnya terlupa atau kurang faham....sebab imam manusia biasa...tak lepas dari kekurangan...ajk...
Untuk ulama qhj yg melihat Web ini, semoga kesalahan faham perihal surat taubat tidak ada lagi, jangan menjunjung tinggi faham bid, ah, kami sebagai generasi muda qhj, menunggu realisasi anda sekalian sebagai ulama.
Posting Komentar